Rabu, 05 November 2014

MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT

A.    Pengantar
Untuk membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan trlebih dahulu. Pada dasarnya kesalah itu dapat di bedakan menjadi dua yaitu kesalahan ejaan dan kesalahan tata bahasa.

B.    Kesalahan Kalimat
               
                Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal dan kesalahan eksternal.
a.   Kesalahan Internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Sedangkan kesalahan eksternal diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan.Kesalahan dari segi internal ini dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis seperti contoh di bawah ini:
1.      Dengan penggunaan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam. Seharusnya kata pemakaian dihilangkan  dan kalimatnya akan menjadi Dengan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam.
2.      Kepada semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet. Seharusnya menjadi semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet.
Tipe yang kedua adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
1.      Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai. Sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Kalimat kedua pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.

Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.
1.      Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau preposisi, lalu verb nya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan dengan atau tanpa akhiran kan. Contoh :
1.           Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga harap ke meja informasi.
2.           Untuk kelancaran acara tersebut dibutuhkan kerjasama para panitia.
Untuk membetulkan kalimat diatas dapat dilakukan dengan :
a)          Menhilangkan kata depan pada masing masing kalimat tersebut
b)          Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kedua kalimat adalah :
(1)        Yang merasa kehilangan anggota keluarga harap ke meja informasi.
(2)        Kelancaran acara tersebut dibutuhkan kerjasama para panitia.

2.           Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada objek. Contoh :
(1)   Pak camat sedang menjelaskan tentang penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada warganya.
(2)   Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)   Pak camat sedang menjelaskan penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada warganya.
(2)   Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk.

3.           Kontruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik + pemilik.Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memekai kata depan dari atau daripada Contohnya :
(1)        Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)        Buku buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3)        Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.

4.           Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)        Dalam perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan gencarnya.
(2)        Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjam jam.
Dalam kalimat 1 verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain, misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)        Dalam perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)        Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan  dengan para pakar.

5.           Penempatan yang slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina dengan verba. Contohnya :
                (1a) Saya sudah katakan bahwa....
                (1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan pronomina menjadi sebagau berikut:
                (1a) sudah saya katakan bahwa....
                (1b) sedang kita periksa.....

6.           Kesalahan Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)        Di saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)        Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata  penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubunngan antarklausanya.

C.Efektifitas kalimat
1. Kurang Padunya Kesatuan Gagasan
Telah kita ketahui bahwa setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau setuan gramatikal. Agar tuturan itu memiliki setauan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap. Perhatikan contoh berikut.
setelah bangun pagi, emon ingin menerapkan gaya hidup sehat dengan lari pagi, Emon lari   pagi di lapangan dekat rumahnya. Lapangannya sangat indah dan sejuk.
Pada kalimat satu memang tidak memiliki kesatuan gagasan, bahkan merupakan tuturan yang janggal, kejanggalan itu menunjukan antara gagasan yang pertama dengan kalimat kedua dan ketiga, tapi jika kita dapat telaah dengan baik semua kalimat itu menjurus ke satu gagasan pokok yaitu menerapkan gaya hidup sehat.
Kurang ekonomis pemakaian kata
Contoh kalimat
1.      Mempedulikan mengenai urusan teman
2.      Berpidato tentang lingkungan hidup
Kalimat yang benar
1.        Mempedulikan urusan teman
2.       Berpidato lingkungan hidup
Demi penghematan itu, sebuah kalimat majemuk pun dapat diringkas menjadi kalimat tunggal
Kalimat majemuk:
Ø kepatuhan berkendara bukan hanya di lakukan oleh polisi saja melainkan oleh semua pengendara
menjadi
Ø Kepatuhan berkendara dilakukan oleh polisi dan  semua pengendara.
Atau
Ø Kepatuhan berkendara dilakukan oleh semua pengendara dalam perjalanan.