A.
Pengantar
Untuk
membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan trlebih
dahulu. Pada dasarnya kesalah itu dapat di bedakan menjadi dua yaitu kesalahan
ejaan dan kesalahan tata bahasa.
B.
Kesalahan Kalimat
Kesalahan kalimat dapat dibedakan menjadi dua segi, yaitu kesalahan internal
dan kesalahan eksternal.
a.
Kesalahan Internal adalah kesalahan kalimat yang
diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Sedangkan kesalahan eksternal diukur
dari unsur luar kalimat yang bersangkutan.Kesalahan dari segi internal ini
dapat dipilah dari beberapa tipe, tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi
yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis seperti contoh di bawah ini:
1. Dengan penggunaan bahan bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam.
Seharusnya kata pemakaian dihilangkan dan kalimatnya
akan menjadi Dengan bahan
bakar alternatif efektif untuk pelestarian alam.
2. Kepada semua penonton konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet.
Seharusnya menjadi semua penonton
konser meminta tanda tangan pada saat meet and greet.
Tipe yang kedua
adalah kesalahan karena ketidaklengkapan seperti contoh dibawah ini :
1.
Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak
sesuai. Sehingga para penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Kalimat kedua
pada teks tersebut hanya diisi keterangan, lebih baik jika kalimat itu
diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya seperti berikut ini.
Keadaan konser sangat berantakan dan jadwalnya tidak sesuai sehingga para
penonton kecewa dan meninggalkan konser tersebut.
Membetulkan
Kesalahan Kalimat
Ada beberapa
jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.
1. Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun
sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau preposisi, lalu verb nya
menggunakan bentuk aktif atau berawalan men- baik dengan dengan atau tanpa
akhiran kan. Contoh :
1.
Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga harap ke
meja informasi.
2.
Untuk kelancaran acara tersebut dibutuhkan kerjasama
para panitia.
Untuk
membetulkan kalimat diatas dapat dilakukan dengan :
a)
Menhilangkan kata depan pada masing masing kalimat
tersebut
b)
Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari
aktif menjadi pasif.
Jadi
kemungkinan pembetulan kedua kalimat adalah :
(1)
Yang merasa kehilangan anggota keluarga harap ke meja informasi.
(2)
Kelancaran acara tersebut dibutuhkan kerjasama para panitia.
2.
Kalimat dengan
Objek Berkata Depan
Kesalahan yang
telah dibicarakan diatas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan
pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek dan juga sering di temukan pada
objek. Contoh :
(1)
Pak camat sedang menjelaskan tentang penggunaan pupuk
yang baik dan benar kepada warganya.
(2)
Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan bosannya
mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk
Kalimat (1) dan
(2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1)
dan tentang pada kalimat (2) menjadi seperti di bawah ini.
(1)
Pak camat sedang menjelaskan penggunaan pupuk yang baik dan benar kepada
warganya.
(2)
Dalam setiap
kesempatan mereka tidak bosan bosannya mendiskusikan dampak positif pembuatan
waduk.
3.
Kontruksi
Pemilik Berkata Depan
Kesalahan
pemakaian kata depan lain yang ditemui pada kontruksi frasa: termilik +
pemilik.Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan
hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memekai kata depan dari atau
daripada Contohnya :
(1)
Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga
(2)
Buku buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa
yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku buku daripada perpustakaan
ini sering kita dengar dalam pidato pidato, misalnya :
(3)
Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada
harga harga barang elektronik.
Dalam karangan
keilmuan kontruksi frasa yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari
karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik + pemilik” bersifat implisit.
4.
Kalimat yang
‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat
dasra, verba dapat dibedakan menjadi verba yang meuntut hadirnya satu ‘pelaku’
dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Contoh :
(1)
Dalam perkelahian itu dia berpikul-pukulan dengan
gencarnya.
(2)
Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial
masyarakat pedesaan sampai berjam jam.
Dalam kalimat 1
verba berpukul pukulan menuntut hadirnya dau pelaku yaitu dia dan orang lain,
misalnya Iqbal. Demikian pula dengan kalimat 2 diperlukan hadirnya pelaku
sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
(1)
Dalam
perkelahian itu dia berpukul pukulan dengan Iqbal.
(2)
Dalam seminar
itu, dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan dengan para
pakar.
5.
Penempatan yang
slah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah,
kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina +verba dasar. Kesalahan
yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan pronomina
dengan verba. Contohnya :
(1a) Saya sudah katakan bahwa....
(1b) kita sedang periksa....
Bentuk bentuk
seperti contoh diatas dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek kedepan
pronomina menjadi sebagau berikut:
(1a)
sudah saya katakan bahwa....
(1b) sedang kita periksa.....
6.
Kesalahan
Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun
kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan
kaya penghubung. Kesalahan yang sering terjadi yaitu pada pemakaian kata depan
di,pada,fan dalam. Contohnya :
(1)
Di saat istirahat penyuluh mendatangi petani.
(2)
Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G30S/PKI.
Kata depan di
(1) seharusnya adalah pada; kata depan dalam (2) seharusnya adalah pada.
Adapun
kesalahan pemakaian kata penghubung umumnya terjadi karena
ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubunngan
antarklausanya.
C.Efektifitas kalimat
1. Kurang Padunya Kesatuan Gagasan
Telah kita ketahui bahwa
setiap tuturan terdiri atas beberapa bagian atau setuan gramatikal. Agar
tuturan itu memiliki setauan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus
lengkap. Perhatikan contoh berikut.
setelah
bangun pagi, emon ingin menerapkan gaya hidup sehat dengan lari pagi, Emon
lari pagi di lapangan dekat rumahnya. Lapangannya sangat indah dan
sejuk.
Pada kalimat satu memang tidak memiliki kesatuan
gagasan, bahkan merupakan tuturan yang janggal, kejanggalan itu menunjukan antara
gagasan yang pertama dengan kalimat kedua dan ketiga, tapi jika kita dapat
telaah dengan baik semua kalimat itu menjurus ke satu gagasan pokok yaitu
menerapkan gaya hidup sehat.
Kurang ekonomis pemakaian kata
Contoh kalimat
1.
Mempedulikan mengenai urusan teman
2.
Berpidato tentang lingkungan hidup
Kalimat yang benar
1.
Mempedulikan urusan teman
2.
Berpidato lingkungan hidup
Demi penghematan itu, sebuah kalimat majemuk pun dapat
diringkas menjadi kalimat tunggal
Kalimat majemuk:
Ø kepatuhan
berkendara bukan hanya di lakukan oleh polisi saja melainkan oleh semua
pengendara
menjadi
Ø Kepatuhan
berkendara dilakukan oleh polisi dan semua pengendara.
Atau
Ø Kepatuhan
berkendara dilakukan oleh semua pengendara dalam perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar